Tag Archives: Inflasi

Edison’s Week in Review: 7 September 2008

Ulasan mingguan kali ini akan saya awali dengan berita dari negeri seberang. Dari  negara paman Sam  (Amerika) ada berita bahwa di bulan lalu dunia usaha secara keseluruhan mengurangi jumlah pekerjanya sebanyak 84 ribu orang. Ini berarti sudah 8 bulan berturut-turut berbagai perusahaan di Amerika mengurangi jumlah pekerjanya. Data terakhir ini juga menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Amerika kini mencapai 6,1%, angka tertinggi dalam 5 tahun.

Berita menarik lainnya dari USA adalah bahwa kombinasi krisis Subprime dan krisis Kredit kembali menelan korban baru (padahal belum sampai 2 minggu yg lalu, saya baru bercerita tentang rontoknya bank Topeka di Kansas). Kali  ini yang menjadi korbannya adalah Silver State Bank di Nevada yang mempunyai asset senilai $2 milyar. Dengan ‘gulung tikar’-nya bank ini, jumlah bank yang tumbang di Amerika di tahun ini sudah mencapai 11.

(Ada ‘bumbu’ yg menarik seputar tumbangnya Silver State Bank ini. Putra dari calon presiden USA John McCain sempat menjabat sebagai direktur selama 5 bulan di bank ini, dan juga duduk di komisi audit bank tersebut sebelum mengundurkan diri July lalu) Continue reading

12 Comments

Filed under Edison's Week in Review

Edison’s Week in Review: 31 Agustus 2008

Untuk artikel ‘Week in Review’ minggu ini, saya akan fokuskan kepada berita dalam negeri. Bukan karena di minggu ini tidak ada berita menarik dari luar negeri, tetapi lebih karena ingin ganti suasana dan tidak menengok ke negeri orang melulu.

Satu berita yang cukup menarik perhatian saya adalah kenaikan elpiji pada hari Senin 25 Agustus. Pada hari itu Pertamina menaikkan harga elpiji utk kemasan 12 kg dari Rp 63 ribu menjadi Rp 69 ribu. Kemasan 50 kg juga mengalami kenaikan dari Rp 343.900 menjadi Rp 362.750. Angka-angka ini pun baru merupakan harga resmi, dan biasanya harga di ‘lapangan‘ akan berada di atas angka tersebut. Continue reading

5 Comments

Filed under Edison's Week in Review

Edison’s Week in Review: 17 Agustus 2008

Minggu ini, berita menarik yang saya baca adalah mengenai inflasi di negara tirai Bambu. Index CPI (Consumer Price Index) tahunan Cina di bulan July adalah sebesar 6,3% (turun dari 7,1% di bulan sebelumnya). Meskipun demikian, masih terlalu cepat utk menarik untuk menarik nafas lega karena nilai PPI (Producers Price Index) China per July ini naik sebesar 10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan PPI ini adalah yang tertinggi sejak tahun 1996.

Bagi teman-teman pembaca blog yang belum mengenal PPI, angka PPI merupakan cerminan harga berbagai bahan baku untuk para produsen (spt pabrik dll). Jika PPI naik, berarti harga berbagai bahan baku yang dipakai oleh para produsen tersebut mengalami kenaikan. Tentunya kenaikan ini lambat laun akan ‘dioper’ kepada konsumen. Oleh karena itu, sepertinya kemungkinan besar inflasi di China belum akan mereda. Continue reading

2 Comments

Filed under Edison's Week in Review

Fundamental Ekonomi Masih Baik???

Tadi pagi saya membaca satu artikel yang menarik di Harian Kompas. Artikel tersebut berjudul ‘Fundamental Ekonomi Masih Baik‘ (tanpa ??? seperti judul post saya ini) dan ditulis oleh Purbaya Yudhi Sadewa, Chief Economist Danareksa Research Institute. Dalam post ini saya akan coba mengulas artikel tersebut karena di Harian JanganSerakah ini saya juga merangkap sebagai Chief Economist (jabatan saya yang lain di harian ini antara lain: Editor, Personalia, IT Manajer, satpam, operator telepon, office boy/tukang sapu spam, dll)

Dalam artikel di harian Kompas tersebut, ada beberapa hal yang menarik. Tetapi bagi saya, mungkin hal yang paling menarik adalah kesimpulan di paragraf terakhirnya, yaitu :

Memang, dalam jangka pendek masih ada sentimen negatif, yang ditimbulkan oleh kenaikan inflasi, suku bunga, harga minyak yang tinggi, dan dampak sentimen negatif di bursa saham dunia, yang akan membuat IHSG sulit naik secara berkesinambungan. Namun, ini tidak akan berlangsung lama. Dengan fundamental ekonomi yang cukup baik, IHSG lambat laun akan naik secara signifikan. Pada akhir tahun IHSG diperkirakan akan jauh lebih baik dibandingkan saat ini..

Continue reading

15 Comments

Filed under Pembahasan kondisi Ekonomi Makro

Mimpi dan Realita (part 3)

(sambungan dari part 2)

Melanjutkan pembahasan di part satu dan dua, dalam post ini saya akan kembali berbicara seputar keterangan pers Gubernur BI Boediono pada keterangan persnya 5 Juni lalu. Seperti yang telah kita tahu, dalam keterangan pers tersebut, pemerintah menetapkan target inflasi untuk tahun 2009 di tingkat 6,5%±1%. Angka yang dikeluarkan pemerintah ini menurut saya merupakan sebuah angka yang menarik untuk diamati.

Pertama-tama mari kita pertimbangkan angka inflasi untuk tahun 2008 ini, yaitu menurut pemerintah akan sebesar 11,5%-12,5% (yang saya rasa terlalu rendah, dan  kemungkinan besar di atas 15%). Terlepas dari perkiraan mana yang lebih tepat, dari angka-angka inilah kita sebenarnya bisa mendapat suatu “pesan” tersembunyi dari pemerintah. Continue reading

3 Comments

Filed under Pembahasan kondisi Ekonomi Makro

Mimpi dan Realita (part 2)

(sambungan dari part 1)

Beberapa hari lalu, saya telah menulis bagian pertama artikel ini yang membahas mengenai keterangan pers Gubernur BI tentang target inflasi utk tahun ini dan tahun depan. Reaksi dari teman-teman yang membaca post itu cukup beragam. Ada yang jadi takut, ada yang pasrah, ada yang mengeluh, dan ada juga yang “penasaran”. Dalam hal ini, yang membuat mereka “penasaran” adalah jika saya berpendapat bahwa target inflasi tahun ini yang 11,5-12,5% kurang realistis, berapa angka inflasi yang akan terjadi menurut saya?

Dalam post ini sebenarnya saya ingin berbicara mengenai target inflasi pemerintah untuk tahun 2009 yang dikatakan akan berada pada tingkat 1 digit, tepatnya pada tingkat 6,5%±1%. Tetapi mungkin ada baiknya saya awali dulu post ini dengan membahas “estimasi kasar” angka inflasi untuk tahun 2008 ini sebelum melihat ke tingkat inflasi 2009. Continue reading

2 Comments

Filed under Pembahasan kondisi Ekonomi Makro

Mimpi dan Realita (part 1)

WHAT THEY SAID…

Wishful thinking is one thing, and reality another

Jalal Talabani

—–oOo—–

“Mimpi dan Realita adalah dua hal yang berbeda”, begitu kira kira maksud presiden Irak yang saya kutip ini. Kalimat tersebut sangat pas untuk menggambarkan apa yang terlintas dalam pikiran saya ketika menyempatkan diri membaca keterangan pers Gubernur BI 5 juni lalu.

Dalam rapat Dewan Gubernur BI yang terakhir itu, Gubernur Bank Sentral Boediono menyampaikan :

Inflasi pada 2008 kemungkinan akan meningkat pada kisaran 11,5-12,5% (yoy). Namun kami memperkirakan bahwa dengan berbagai kebijakan yang telah dan akan dilakukan, baik oleh Bank Indonesia maupun Pemerintah, inflasi akan kembali mengarah ke satu digit di tahun 2009 pada kisaran 6,5%±1%. Bank Indonesia akan memfokuskan pada upaya meredam dampak tidak langsung dari kenaikan harga BBM dan pangan.

Lalu apa kaitannya keterangan pers ini dengan ucapan Jalal Talabani yang saya kutip di atas? Continue reading

Leave a comment

Filed under Pembahasan kondisi Ekonomi Makro

Bernanke, Bank Indonesia dan BI Rate

Baru-baru ini, Ben Bernanke dalam satu pidatonya memberikan “sinyal” yang ditanggapi oleh kalangan pengamat ekonomi sebagai tanda The Fed (bank sentral Amerika) akan berhenti menurunkan tingkat suku bunga Fed Rate. Dalam pidatonya itu, Bernanke juga mengungkapkan bahwa tingkat inflasi USA saat ini berada di atas target yang ditentukan. Para pengamat ekonomi sepakat bahwa ini membuka kemungkinan untuk The Fed mulai menaikkan tingkat suku bunga untuk memerangi inflasi.

Apa dampak yang akan dirasakan oleh perekonomian Indonesia seandainya perkiraan para pengamat ekonomi ini benar?

Dalam 1 tahun terakhir, nilai tukar Dollar US melemah terhadap kebanyakan mata uang. Salah satu faktor utama penyebab melemahnya Dollar US ini adalah kebijakan The Fed yang secara agresif menurunkan suku bunga dari 5,25% hingga ke 2% dalam tempo yang relatif singkat. Akibatnya dalam 1 tahun terakhir (per hari ini) Dollar US melemah hingga kurang lebih 10% terhadap Yuan Cina dan dan 14% terhadap Euro dan juga Yen . Pelemahan Dollar US ini juga ini terjadi terhadap mata uang negara negara tetangga kita seperti Ringgit Malaysia, Peso Filipina, Baht Thailand dan Dollar Singapura.

Meskipun demikian, fenomena melemahnya Dollar US ini tidak terjadi terhadap Rupiah. Nilai tukar Dollar US terhadap Rupiah relatif tidak berubah selama 2 tahun terakhir. Continue reading

2 Comments

Filed under Pembahasan kondisi Ekonomi Makro