Category Archives: Instrumen Investasi

Sukuk Ritel 2 (SR002)

Pemerintah kembali menawarkan Sukuk Ritel di awal tahun 2010 ini. Pemerintah sebelumnya pernah menerbitkan Sukuk Ritel di awal tahun 2009 dengan permintaan yang luar biasa dari masyarakat. Pembaca blog tentu masih ingat, SR001 yang ditargetkan diserap laku Rp 1,7 triliun, ternyata hasil penjualan Sukuk Ritel Perdana ini mencapai Rp 5.556 triliun, naik hingga 213,9% dari semula yang sebesar Rp 1,77 triliun.

Continue reading

37 Comments

Filed under Instrumen Investasi

ORI006

ORI Logo

article by Alina

ORI001 akan jatuh tempo pada 9 Agustus tahun ini. Untuk melanjutkannya pemerintah kembali mengeluarkan ORI006. ORI006 ini berbeda dengan 5 ORI sebelumnya, kenapa berbeda? Tenor yang ditawarkan pemerintah kali ini hanya 3 tahun, berbeda dengan ORI lainnya yang memiliki tenor 5 tahun. ORI006 mengikut tenor dari Sukuk Ritel atau SR001 yang diterbitkan pada Februari tahun ini.

Continue reading

93 Comments

Filed under Instrumen Investasi

Investasi ‘Dinar’

article by Alina

Pasti sudah banyak pembaca blog yang mendengar tentang Investasi ‘Dinar’. Beberapa hari yang lalu saya ditanyai oleh seseorang mengenai prospek berinvestasi ‘Dinar’. Saya jadi teringat ada hal yang menarik dalam kata-kata ‘Dinar’ ini. Ketika ada orang yang bertanya kepada saya bagaimana prospek berinvestasi di ‘Dinar’, saya selalu tanyakan kembali ‘Dinar’ apakah yang dimaksud. Saya menemukan setidaknya ada 4 ‘Dinar’ yang berkaitan dengan ‘investasi’. Apa saja keempat ‘Dinar’ tersebut ?

Continue reading

45 Comments

Filed under Instrumen Investasi

Sekilas Tentang Repo (Repurchase Agreement)

Article by Alina

Beberapa bulan terakhir, transaksi Repo kerap diangkat di berbagai berita ekonomi. Kasus Antaboga misalnya, termasuk salah satu kasus yang melibatkan transaksi repo.  Tetapi apakah teman-teman pembaca blog ini tahu apa itu  Transaksi Repo? Aritkel ini akan mencoba menjelaskan secara sederhana apa itu sebenarnya transaksi Repo.

Repurchase Agreement atau Repo dapat dikatakan sebagai perjanjian meminjam uang dengan suatu jaminan. Dalam hal ini, jaminannya umumnya berupa instrumen investasi di pasar modal, seperti : saham, SUN, obligasi korporasi.

Contoh sederhananya: Misalkan si A sedang butuh dana dalam waktu cepat. Si A meminjam sejumlah dana kepada si B. Si A memberikan jaminan kepada si B berupa saham yang dimiliknya. Nantinya ketika si A sudah mengembalikan dana yang dipinjam ditambah bunga yang disepakati si B akan mengembalikan saham yang dijaminkan kepada B. Nah jika si A tidak bisa mengembalikan dana yang dipinjam, maka saham A akan ‘disita’ dan menjadi milik si B. Continue reading

30 Comments

Filed under Instrumen Investasi

Tingginya Permintaan Sukuk Ritel (SR-001)

Article by Alina

Edited by Edison

Masa penawaran Sukuk Ritel telah berakhir hari jumat lalu (20/02/2009). Pemerintah dikagetkan dengan tingginya permintaan investor selama masa penawaran. Sekedar informasi, Pemerintah menargetkan penjualan Sukuk Ritel perdana ini hanya sebesar Rp 1,7 triliun. Baru 2 minggu masa penawaran berlangsung permintaan telah melewati target mencapai Rp 2.8 triliun. Banyak agen penjualan yang meminta tambahan ‘jatah’ Sukuk Ritel untuk dijual. Pemerintah pun menaikkan target penjualan menjadi Rp 3.4 triliun dan sempat menyatakan menerima hasil penjualan  tidak akan lebih dari Rp 4 triliun.

Tetapi pagi ini, pemerintah mengumumkan hasil penjualan Sukuk Ritel Perdana ini mencapai Rp 5.556 triliun, naik hingga 213,9% dari semula yang sebesar Rp 1,77 triliun. Pemerintah pun akhirnya memutuskan untuk menyerap semua permintaan pembelian Sukuk Ritel perdana ini. Pemerintah memang cukup gencar menerbitkan Surat Hutang di tahun ini guna menutup defisit anggaran APBN yang saat ini diperkirakan akan naik menjadi 2,6% dari PDB atau Rp 137 triliun. Hasil penjualan Sukuk Ritel ini sendiri terbilang fantastis, mengingat situasi ekonomi yang tengah menurun. Continue reading

39 Comments

Filed under Instrumen Investasi

SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SUKUK) RITEL

article by Alina
edited by Edison

Tahun 2009 ini perekonomian dunia diperkirakan akan mengalami perlambatan yang juga akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Di tengah terjadinya krisis eknomi global kali ini, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan hanya tumbuh sekitar 4%. Angka pertumbuhan ini boleh dikatakan sangat tidak memadai, karena suatu penelitian memperkirakan bahwa untuk menyerap tenaga kerja dan menghindari bertambahnya pengangguran, ekonomi Indonesia harus tumbuh sekitar 8%. Dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 4%, diperkirakan tahun ini jumlah pengangguran akan bertambah.

Untuk memerangi tingkat pengangguran, dalam keadaan normal akan membutuhkan peran dari sektor swasta dan  juga pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja. Tetapi dalam kondisi saat ini, dimana dunia usaha sedang ‘susah‘, pemerintah terpaksa harus menanggung sebagian besar tanggung jawab itu. Ini karena sulit untuk mengharapkan swasta untuk menciptakan lapangan kerja dalam kondisi ekonomi saat ini. Sederhananya, tidak melakukan PHK saja sudah bagus.

—–oOo—–

Akibat kondisi di atas, maka pemerintah  di tahun 2009 ini, terpaksa menambah pengeluaran belanjanya untuk membantu memutar roda perekonomian. Padahal di saat yang bersamaan, pendapatan pemerintah sedang turun akibat turunnya harga komoditas. Pendapatan pajak juga diperkirakan akan menurun karena pendapatan pajak akan sangat tergantung dari kondisi ekonomi. Jika ekonomi baik, tentunya penerimaan pajak akan tinggi. Sebaliknya jika ekonomi dalam kondisi seperti saat ini, laba dunia usaha akan menurun sehingga penerimaan pajak juga akan turun.

Akibat bertambahnya pengeluaran dan menurunnya pendapatan, maka tahun ini defisit APBN pemerintah diperkirakan akan meningkat. Untuk menutupi defisit tersebut, pemerintah terpaksa ‘kas-bon’ (alias hutang). Salah satu instrumen hutang yang akan dipakai oleh pemerintah di tahun ini adalah SUKUK RITEL Continue reading

141 Comments

Filed under Instrumen Investasi

Kresna Index 45: Edison Pergi Ke Pasar…. (LAGI) Part 2

(bersambung dari part 1)

Dalam part 1, saya telah bercerita tentang beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prospektus Reksadana Kresna Index 45. Kini cerita akan saya lanjutkan mengenai ‘jalan-jalan’ saya ke kantor Reksadana Index 45. Continue reading

55 Comments

Filed under Instrumen Investasi

Kresna Index 45: Edison Pergi Ke Pasar…. (LAGI) Part. 1

Teman-teman pembaca lama mungkin masih ada yang ingat dengan artikel ‘Edison Pergi Ke Pasar’ yang pertama di blog ini. Jika ketika itu saya pergi ke ‘pasar‘ untuk melihat-lihat kondisi pasar perdana ORI 5, maka kali ini saya berangkat ke ‘pasar‘ untuk mengorek lebih jauh mengenai produk Reksadana  Indeks baru, yaitu Kresna Index 45.

Selain ‘pasar’ yang tidak sama, ‘jalan-jalan‘ kali ini juga mempunyai perbedaan lainnya dengan artikel yang dahulu. Jika dahulu saya ‘jalan-jalan‘ sendirian, maka kali ini saya sempat mengajak teman-teman pembaca blog untuk ikut jalan-jalan bersama saya. Sayangnya tidak banyak yang bisa datang, sehingga pada akhirnya saya hanya ditemani oleh Putrie_kmps dan Rakhmi.

Lalu bagaimana hasil ‘jalan-jalan’ saya kali ini? Continue reading

11 Comments

Filed under Instrumen Investasi

Prospektus Reksadana Kresna Indeks 45

Salah satu ‘kebiasaan’ yang sering saya temukan pada para calon Investor adalah enggan untuk membaca prospektus. Untuk mendapatkan informasi tentang suatu produk investasi, banyak calon investor yang terbiasa semata-mata mengandalkan orang lain, baik itu teman, saudara, ataupun marketing dari produk tersebut (ini yg paling berbahaya). Akibatnya, para calon investor tersebut tidak memahami penuh produk tersebut serta resiko yang terkait di antaranya. Biasanya acap kali cerita seperti ini berakhir dengan ‘air mata’ calon investor tersebut (seperti cerita ini misalnya)

Oleh sebab itu, untuk kali ini saya ingin melakukan sesuatu yg ‘lain‘ di sini. Continue reading

18 Comments

Filed under Instrumen Investasi

Reksadana DINAR vs ETF R-LQ45X (part 2)

(sambungan dari part 1)

Di bagian pertama dari artikel ini, kita telah melihat perbandingan biaya ‘masuk’ antara reksadana DINAR dan ETF R-LQ45X. Dari pengamatan terhadap angka ‘resmi’  di atas kertas (prospektus), ETF R-LQ45X lebih unggul karena biaya ‘masuk’-nya lebih murah (berupa komisi broker sebesar 0,17%) dibandingkan dengan biaya ‘masuk’ reksadana DINAR (2%). Tetapi bagaimana kenyataan di lapangan? Continue reading

49 Comments

Filed under Instrumen Investasi