Ind Ver – Intelligent Investor: Kata Pengantar [2]

translated by Edison – posted by Konobe

bagian pertama

THE INTELLIGENT INVESTOR (revised Edition)

KATA PENGANTAR (2)

Sebuah pandangan yg telah lama dipegang, adalah kunci dari investasi yg sukses terletak pertama tama pada memilih sektor industri yang paling mungkin akan berkembang di masa depan, lalu kemudian mencari perusahaan yg paling menjanjikan dalam industri ini. Contohnya, investor-investor pintar telah sejak lama menyadari potensi pertumbuhan industry komputer (secara umum) dan juga potensi IBM (secara khusus). Tetapi dalam retrospeksi, ini tidaklah semudah yang kita bayangkan. Sebagai buktinya, kita akan melihat satu contoh dari edisi pertama buku ini (edisi 1 thn 1949)

Pada edisi thn 49 buku ini, kami telah berusaha mengingatkan kepada para investor ttg resiko dalam industry angkutan udara (Nikken: Pada tahun 1949, saat edisi pertama diterbitkan, industry angkutan udara sangat menarik bagi para calon investor. Ini karena ramalan-ramalan yg optimistis ttg potensi pertumbuhan industri angkutan udara.) Pada tahun 70, meskipun lalu lintas udara mencatat angka rekor baru, perusahaan angkutan udara menderita kerugian sebesar $200 juta (lebih besar daripada rata-rata industri lain) karena kombinasi dari persoalan teknologi dan juga kapasitas yg berlebih. Kembali kepada contoh IBM, meskipun investasi dalam IBM memberikan hasil yg baik, pada kenyataannya banyak juga (malahan kebanyakan) dari investasi dalam sector komputer malah tidak memberikan keuntungan.

Dari kedua contoh di atas, kita bisa mengambil 2 moral :

  1. Prospek pertumbuhan fisik suatu usaha bukanlah jaminan akan adanya keuntungan bagi investor
  2. Para ahli pun tidak mempunyai cara yg bisa diandalkan untuk memilih perusahaan mana yg paling baik prospeknya, atau industri mana yg paling menjanjikan.

———————-oOo———————-

Tujuan utama kami dalam buku ini adalah untuk menuntun pembaca untuk menghindari area-area yg bisa menimbulkan kesalahan-kesalahan besar, dan juga membantu mengembangkan kebijakan investasi yg cocok bagi mereka. Kami juga akan berbicara sedikit tentang psikologi investor. Ini karena musuh utama seorang investor adalah dirinya sendiri. Melalui berbagai contoh dan argumen, (bahkan melalui ibaan), kami berharap bisa membentuk suatu kondisi mental dan emosional yang baik dalam pembaca kami, yang akan membantu mereka dalam mengambil keputusan investasinya.

Kami telah melihat banyak kasus dimana “orang-orang biasa” dengan temperamen yg “cocok utk investasi” yang mampu menghasilkan dan menjaga keuntungan dalam investasinya. Sebaliknya juga kami telah melihat “orang-orang pintar” yang tidak mempunyai temperamen investasi mengalami kerugian besar, meskipun mereka mempunyai pengetahuan tentang finance, accounting dan juga pasar saham yang mendalam.

Sebagai tambahan, kami berharap utk menanamkan kebiasaan untuk mengukur/mengkuantifikasi. 99 dari 100 saham, pada satu tingkat harga tertentu boleh dikatakan “murah sekali” sehingga layak dibeli, dan pada tingkat harga lain boleh dikatakan “mahal sekali” sehingga harus dijual. Kebiasaan membandingkan harga yg kita bayar dengan apa yg kita dapatkan adalah suatu sifat yang sangat baik dalam investasi.

Dalam suatu artikel kami dalam suatu majalah, kami pernah meminta pembaca untuk membeli saham-saham mereka dengan cara yg sama seperti ketika membeli sembako (Nikken: Cari yg termurah), dan bukan dengan cara yg sama seperti ketika mereka membeli parfum (Nikken: makin mahal makin gengsi). Kerugian-kerugian yg paling besar selama ini selalu timbul dalam saham dimana pembeli saham tersebut lupa bertanya “Berapa harganya?”

Kami ingin menyarankan kpd pembaca untuk membatasi investasi saham mereka dalam saham saham yg harganya tidak jauh dari nilai asset-berwujud yg mereka miliki (Nikken: misalnya gedung, stok barang, dll). Meskipun saran kami ini kedengarannya “kuno”, tetapi ada alasan praktis dan psikologisnya.

Pengalaman telah mengajarkan kepada kami bahwa meskipun ada beberapa perusahaan “growth” (Nikken: bg yg kurang tahu apa itu perusahaan “growth”, nanti tanya saja, kita bahas), pembeli saham saham perusahaan ini akan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi di pasar saham. Sebaliknya investor dalam saham saham perusahaan semisalnya perusahaan utilitas-publik (perusahaan listrik,dll) bisa selalu memandang dirinya sebagai pemilik dari sebuah perusahaan yg “aman”, yg mereka beli dengan harga rasional, dan tidak perlu terlalu memperdulikan pasar.

———————-oOo———————-

Seni Investasi mempunyai suatu karakteristik yang secara umum tidak dihargai. Setiap investor itu bisa mencapai tingkat hasil yg “baik dan layak” meskipun “tidak spektakuler, hanya dengan usaha dan kemampuan yang minimum. Tetapi untuk meningkatkan hasil agar menjadi lebih dari sekedar “baik dan layak” ini, diperlukan kerja keras dan pengetahuan yang sangat dalam. Jika kita hanya mencoba utk “usaha lebih keras sedikit” dan juga “belajar lebih banyak sedikit”, kebanyakan hasilnya malahan lebih jelek. Karena semua orang bisa menyamai hasil/tingkat keuntungan dari pasar (Nikken : dengan instrumen spt index fund dan etf index), maka banyak orang yang salah sangka dan berpikir “buat mengalahkan index itu pasti mudah”. Tetapi pada kenyataannya sebagian besar dari orang-orang pintar yg mencoba untuk melakukan ini gagal besar. Demikian juga dengan Fund-fund investasi besar yang dikelola oleh berbagai institusi, dengan begitu banyaknya orang-orang “berpengalaman” di dalamnya, juga mengalami kegagalan dalam hal ini. Ini membuktikan bahwa ramalan-ramalan yg mereka buat terkadang masih kalah akurat daripada kita meramal dengan melempar koin.

Dalam menulis buku ini, kami mencoba utk selalu mengingat tentang kesalahan-kesalahan dasar dalam investasi. Sebuah kebijakan portofolio yg sederhana (dengan membeli saham-saham unggulan dan juga obligasi grade tinggi) bisa dilakukan oleh semua orang dengan mudah. Jika kita ingin melakukan yang lebih daripada ini, kita harus menyadari besarnya resiko yg akan kita hadapi. Sebelum melakukan itu, kita harus menyadari dulu perbedaaan antara investasi dan spekulasi, juga perbedaan antara harga pasar dan “nilai sebenarnya” dari suatu perusahaan.

8 Comments

Filed under Intelligent Investor

8 responses to “Ind Ver – Intelligent Investor: Kata Pengantar [2]

  1. asyik nih bisa belajar investasi bersama-sama. Saya sependapat musuh utama investor adalah diri kita sendiri. Memang tidak mudah menjadi investor yang untung.

  2. hehehe,
    bro edison difootnote-nya masih pake nama Nikken, lupa ngedit, apa sengaja,
    hehehe…

  3. alinaprimasari

    🙂 sepertinya lupa ngedit.

    Buat yang baru mungkin belum tahu bahwa, bung Edison di forum kaskus menggunakan ID Nikkentobi atau dipanggil juga bung Nikken

  4. tio

    ok bro,lanjut ke sesi tanya jawab. Apa itu perusahaan growth?

  5. shakehands

    tanya dong, hehe..
    Saya kan invest (bukan trading ya) di saham Indonesia.. Trus saya kaget kok tiba2 pada gede tiba2 ya… Saya bandingin sama akhir tahun 2007, peningkatannya bisa 200 % ++!!
    Padahal peningkatan ekonomi RI aja kayanya antara 10 – 20 % deh (2007 – 2009 akhir)..

    Jadinya saya jualin deh sekitar 30 – 40% sahamnya..
    Cara pikirnya bener gak ya?

    Oiya trus yang udah dijual itu pinginnya dimasukkin ke ORI ato Sukuk, ada yg tau ga ya sekuritas penjual ORI atau sukuk yang legal, tapi juga bisa beli saham dalam 1 account yang sama (bukan 1 account khusus saham 1 account khusus ORI)

    Mohon pencerahannya master konobe, putrie, & mega master Edison..

    = )

  6. Setuju sekali dengan Qoute: “musuh utama seorang investor adalah dirinya sendiri”.

    Seorang investor harus bisa mengetahui apa yang dia lakukan dan bisa mengendalikan diri nya.

  7. harus banyak belajar dari pengalaman

  8. buat bro dan sis yang pingin tau reksadana panin bisa mampir di http://reksadanapaninassetmanagement.blogspot.com/

Leave a comment